June 29, 2015

Mengelola Keuangan Keluarga (Kecil): Sebuah Perspektif


Manajemen finansial adalah istilah yang masih terkesan mewah dan terdengar menakutkan bagi banyak orang. Bagi keluarga yang berpenghasilan pas-pasan, istilah ini mungkin tidak pernah terpikirkan. Apa sih yang mau dikelola? Uang bulanan saja sudah pas-pasan untuk makan dan keperluan primer, gimana ceritanya mau bahas manajemen finansial? 


Well, saya dulu juga berpikir seperti itu waktu masih single dan tidak punya amanah. Sejak Juli 2013, saya masih single sih, tapi diamanahi merawat dua adik laki-laki. Setiap bulan saya diberi uang bulanan yang harus pintar saya kelola supaya cukup untuk semua kebutuhan mereka. Tiga bulan pertama adalah masa-masa paling sulit. Saya yang sebelumnya terbiasa jajan seenak perut, terbiasa dengan konsekuensi “Alah paling ntar duit abis jajan aja yang stop”, mulai saat itu harus berpikir beberapa kali sebelum memutuskan kemana setiap lembar uang saya belanjakan. Maka sebagai penikmat buku, saya memutuskan pergi ke Gramedia dan membeli buku terkait manajemen finansial keluarga. 

Buku yang pertama saya beli adalah “Make It Happen” karya Prita Hapsari Ghozie. Saya sangat merekomendasikan buku ini bagi siapa saja (single maupun married) yang ingin mengubah persepsi tentang pengelolaan keuangan yang baik. Buku selanjutnya adalah “Sakinah Finance” karya pasangan suami istri Luqyan Tamannni dan Murniati Mukhlisin yang kebetulan adalah dosen rekan kerja saya ketika beliau masih berstatus mahasiswa kampus Tadzkia Bogor. Sesuai judulnya, Sakinah Finance banyak membahas mengenai pengelolaan keuangan keluarga yang berbasis sunnah Islam. 


Pelajaran inti yang saya dapatkan dari kedua buku dan simpan baik-baik di kepala hingga saat ini adalah: Manajemen finansial dibutuhkan oleh siapapun, dengan status apapun, dan untuk penghasilan berapapun. Bahkan meskipun lebih besar pasak daripada tiang, perencanaan keluarga jangka panjang masih tetap berperan sangat penting, karena setiap keluarga harus memiliki prinsip keuangan yang akan membimbing setiap pengeluaran harian mereka. Belanja harian akan memengaruhi rencana jangka menengah dan panjang, sekali lagi: meskipun saat ini masih lebih besar pasak daripada tiang. 

Prinsip keuangan satu keluarga berbeda dari keluarga lain. Bahkan, prinsip ini merupakan bagian dari pendidikan finansial yang wajib diajarkan orang tua kepada anak-anaknya sejak dini. Skill mengelola uang dibutuhkan oleh semua usia. Karena uang di tangan seseorang yang tidak kompeten, bahkan untuk dirinya sendiripun akan selalu habis bahkan minus. Sebagai orang tua, tentu kita tidak ingin anak kita terlilit utang karena ketidakmahirannya mengelola uangnya sendiri. 

Sejak Desember tahun 2014, saya sudah memiliki keluarga sendiri. Alhamdulillah... Maka skill ini akan semakin saya perlukan, sebab istri adalah manager keluarga yang merangkup sebagai admin, nutrisionis, akuntan, ahli kebersihan, guru, koki, humas, dan peran penting lainnya yang semakin lama semakin bertambah. Saya masih harus banyak belajar, teori dan pengalaman. 

No comments: